STRUCTURE CONCEPT DALAM POLA BANGUNAN KEBUN PANGLEJAR

Isi Artikel Utama

Lia Nuralia

Abstrak

Kebun Panglejar sebagai industri perkebunan besar zaman Hindia Belanda menjadi sarana eksploitasi ekonomi kolonial. Eksploitasi tersebut meninggalkan jejak fisik berupa rumah tinggal lama  dan  emplasemen  permukimannya. Apa  dan  bagaimana  pola  bangunan  Kebun Panglejar tersebut, menjadi permasalahan pokok dalam tulisan ini, sehingga tujuan tulisan ini menggambarkan pola bangunan rumah Kebun Panglejar dengan menerapkan Symbolic Meaning. Metode penelitian desk research dengan pendekatan structure concept, terhadap Laporan Hasil Penelitian Arkeologi 2018 dan sumber arsip kolonial (Belanda), serta literarur lainnya. Hasil yang diperoleh ada dua kelompok besar bangunan yang menunjukkan binary opposition, sebagai simbol struktur sosial masyarkat perkebunan yang terbagi menjadi dua, yaitu pengelola dan tenaga kerja atau pejabat dan pekerja atau Administrateur dan koelie.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Nuralia, L. . (2019). STRUCTURE CONCEPT DALAM POLA BANGUNAN KEBUN PANGLEJAR. Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat, 2(1), 133-147. https://doi.org/10.24164/prosiding18/11
Bagian
Artikel

Referensi

Arsip Gehetna, Den Haag: National Archief, Ministerie van Onderwijs, cultuur en Wetenschap,

Nummer Archiefinventaris:2.21.37.11.

Indische Staatsregeling, Colonial Constitution 1925, Ph. Kleintjes, Staatsinstellingen van Nederlandsch-indie. Amsterdam de Bussy, 1933). Pasal 131 ayat (2) jo Pasal 163 Wet op de Staatsinrichting van Ned.-Indië, S. 1855–2.

Koleksi No. 094f, Collectie dossier afkomstig uit de archieven van de Omnia-Treuhandgesellschaf m.b.H.,de Deutsche Revisions-und Treuhand A.G. (Zweigniederlasting Den Haag. en de wirtschtsprufdtelle), Inventaris No: 4577, Pangledjar, Cultuur Maatschappij; N.V. te‘s-Gravenhage. Dossier: 4322. Namen: Pangledjar, cultuur Maatschappij; N.V. te‘s-Gravenhage. Organisatie: NIOD Onstituut Voor Oorlogs-, Holocaust-en Genocidestudies. Halaman: 40).

Pangledjar_gelegen_aan_de_weg_van_Padalarang_naar_Purwakarta_TMnr___10011876- TROPENNMUSEUM COLLECTIE.

Peta Topografi Perkebunan Panglejar. 1944. Peta Topografi Blad 31 d JAVA Resn Batavia en Pr.

Regentschappen 1918. Dutch Colonial Maps, Leiden University Library).

Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1893, Eerste Gedeelte Grondgebied En Bevolking, Inrichting Van Het Bestuur Van Nedelansch-Indie En Bijlagen – Landsdrukkerij-Batavia. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia. 2019.

UU Gula dan UU Agraria tahun 1870 (21 Juli, Staatsblad 136; 9 April 1870, Staatsblad 55; Koninklijk Besluit 20 Juli 1870, Staatsblad 118).

Buku, Tesis, Laporan Penelitian

Boomgaard, Peter. 2004. Anak Jajahan Belanda, Sejarah Sosial dan Ekonomi Jawa 1795-1880.

Terjemahan Monique Soesman, Keosalah Soebagyo Toer. Jakarta: KITLV-Jakarta dan

Djambatan.

Hodder, Ian. 1982. Symbols in Action, Cambridge: Cambridge University Press.

Ismet. 1970. Daftar-Tanah Perkebunan² Di Indonesia (The List Of Estates Throughout Indonesia).

Bandung: Biro Sinar C.V.

Kartodirdjo, Sartono dan Djoko Surjo. 1991. Sejarah Perkebunan di Indonesia: Kajian Sosial

Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media.

Nuralia, Lia. 2018. Penelitian Arkeologi Terapan. Bangunan dan Produksi Perkebunan Panglejar dan Bukit Unggul-Sukawana Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Laporan Hasil Penelitian Arkeologi (LHPA). Bandung: Balai Arkeologi Jawa Barat (tidak diterbitkan).

Nuralia, Lia. 2016. Situs Perkebunan Cisaga 1908-1972: Kajian Arkeologi Industri Tentang Kode Budaya Kolonial. Tesis. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi Magister Arkeologi, Universitas Indonesia.

O’Malley, William J. 1988. “Perkebunan 1830-1940: Ikhtisar”. Dalam Anne Booth, William J. O’Malley, Anna Weidermann (Penyunting), Sejarah Ekonomi Indonesia, Jakarta: LP3ES.

Palmer, Marilin and Peter Neaverson. 2000. Industrial Archaeology: Principles and Practice.

Selayang Pandang Kebun Panglejar 2018. Kantor Induk Administarsi Perkebunan Panglejar.

Bandung Barat.

Tjahjono, Gunawan (ed). 1998. Architecture. Indonesian Heritage. 6. Singapore: Archipelago

Press.

h HASIL DISKUSI

• Sutrisno Murtiyoso (LSAI)

Pertanyaan:

- Penggunaan pendekatan struktur, tujuannya apa? Kelihatanya yang ditonjolkan ada oposisi biner yang biasanya bertentangan, tetapi yang ini lebih ditekankan pada struktur organisasi perusahaannya, dan yang menyolok adalah oposisi warna kulit pra-kemerdekaan. Jadi semacam studi pasca kolonial, tetapi ada perbedaan ada presure dan press. Agak aneh perusahaan melakukan presure, padahal perusahaan tersebut dituntut menghasilkan untung.

Jadi takut masalah binary ini hanya permukaan saja dan ketika dibandingkan dengan pasca kemerdekaan tidak berubah, lalu apakah oposisi biner masih berlaku? Sedangkan pasca kemerdekaan tidak ada perbedaan lagi karena sudah nasionalisasi? Apakah oposisi ini masih berbeda atau setara?

Jawaban:

- Apakah keadaan sekarang masih sama? fisik masih menggunakan bangunan lama, kehidupan sosial tetap ada yang menunjukkan pola lama yang terus berlanjut. Kehidupan masyarakat perkebunan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya terutama dalam hal hubungan antara atasan dan bawahan. Apakah tidak dibandingkan dengan di luar yaitu kapitalisme global sehingga meluas. Ada yang bersikap aneh tetapi sebenarnya penyebabnya bukan sekedar kolonialisme tetapi kapitalisme jadi saya rasa sama saja, jadi meskipun dibilang perusahaan demokratis tetap saja karena strukturnya yang membuat seperti itu.