PEWARISAN TEKNOLOGI LOGAM PADA MASYARAKAT LAMPUNG

Isi Artikel Utama

Nanang Saptono
Rusyanti
Endang Widyastuti

Abstrak

Teknologi logam dikenal masyarakat mulai pada akhir masa bercocok tanam. Masa awal dikenalnya teknologi logam sering juga disebut masa paleometalik. Pada masyarakat Austronesia, teknologi logam sering kali dikaitkan pula dengan budaya Dongson. Kebudayaan ini berkembang dari Vietnam pada sekitar 1000 SM atau awal Masehi. Dari Vietnam menyebar ke seluruh Asia Tenggara termasuk nusantara. Beberapa benda hasil budaya Dongson yang ditemukan adalah berupa benda-benda perunggu seperti misalnya nekara, bejana perunggu, dan kapak perunggu. Pada masa-masa yang lebih muda yaitu pada masa Hindu-Buddha (Masa Klasik) di Lampung banyak juga ditemukan benda-benda logam. Pada benda-benda perunggu yang berasal dari masa paleometalik seperti nekara dan bejana perunggu mungkin merupakan benda impor. Berdasarkan benda-benda tersebut terlihat ada pewarisan budaya khususnya teknologi pengolahan logam (perunggu) dari masa paleometalik hingga masa Islam-Kolonial. Kajian ini berusaha untuk mengungkap adanya pewarisan budaya tersebut. Pengungkapan adanya pewarisan budaya akan diulas berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian di kawasan Gunung Rajabasa. Berdasarkan ulasan tersebut akan diketahui adanya pewarisan budaya dimaksud

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Saptono, N. ., Rusyanti, & Widyastuti, E. (2020). PEWARISAN TEKNOLOGI LOGAM PADA MASYARAKAT LAMPUNG. Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat, 3(1), 117-126. https://doi.org/10.24164/prosiding.v3i1.13
Bagian
Artikel

Referensi

DAFTAR PUSTAKA

Bellwood, P. (2000). Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: Gramedia.

Fachruliansyah, I. (2018). Antropologi Biologi di Indonesia: Sebuah Penelusuran dan Kemungkinan Pengembangan. Antropologi Indonesia, 39(2), 90–114.

Haryono, T. (1999). Dinamika Kebudayaan Logam di Asia Tengga. Humaniora, (10), 25–31.

Istanto, R., & Syafii. (2017). Ragam Hias Pohon Hayat Prambanan. Jurnal Imajinasi, XI(1), 19–28.

Jusoh, A. (2016). Kebudayaan Dongson di Asia Tenggara: Satu Tafsiran Berdasarkan Penemuan Arkeologi. Purba - Jurnal Persatuan Muzium Malaysia, 35, 1–28.

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (2009). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prsejarah di Indonesia (R. P. Soejono & R. Z. Leirissa, ed.). Jakarta: Balai Pustaka.

Saptono, N., Widyastuti, E., Rusyanti, Nuralia, L., Falah, W., & Siswanto. (2018). Laporan Penelitian Arkeologi: Permukiman Masyarakat Keratuan Darah Putih di Sekitar Gunung Rajabasa Lampung Selatan. Bandung.

Simanjuntak, T. (2015). Progres Penelitian Austronesia di Nusantara. Amerta, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 33 (1), 25–44.

Tim Penelitian. (2009). Budaya Masa Pengaruh Hindu-Buddha di Kawasan Lampung. Laporan Penelitian Arkeologi. Bandung.

Wijaya, H. (2013). Nekara: Peninggalan Seni Budaya dari Zaman Perunggu. Humaniora, 4(1), 212. https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i1.3431

Wiradnyana, K. (2017). Budaya Austronesia di Indonesia Bagian Barat Dalam Kaitannya Dengan Migrasi Out of Taiwan. Berkala Arkeologi Sangkhakala, 18(1), 22–39. https://doi.org/10.24832/sba.v18i1.6

HASIL DISKUSI

Pertanyaan

Ary Sulistyo (TACB Kota Depok)

Lampung adalah wilayah di Sumatera yang paling dekat dengan Jawa. Melihat dari peninggalan yang ditemukan di Lampung, apa kaitannya dengan hunian Austronesia berbatasan dengan Austroasiatik. Di utara Lampung ada Sumatera Selatan yang kalau tidak salah merupakan batas antara Austroasiatik dengan Austronesia?

Jawaban

Banyak situs-situs yang kelihatan seperti batas di daerah Sumatera terutama situs megalitik. Di dalam buku Megalitic Remains in South Sumatra yang disusun oleh van Der Hoop, kawasan Sunda dimasukkan sebagai kawasan “South Sumatra”. Sehingga menurut Hoop Sunda merupakan batasnya. Banyak situs di Jawa Barat yang berparit, memiliki pola hunian yang mirip. Mengenai bentuk rumah, rumah Austronesia berbentuk rumah panggung. Di Sunda memiliki rumah tradisional panggung, sementara di Jawa rumahnya tidak panggung. Mungkin pada masa yang dahulu, batas tersebut berada di daerah Sunda, kemudian bergeser ke Lampung. Di Jawa Barat tidak ditemukan dolmen, sementara banyak ditemukan dolmen di Lampung dan juga di wilayah timur Indonesia. Hal tersebut mungkin bisa dikatakan sebagai anomali yang perlu diteliti lebih lanjut. Belum ditemukan manusia sezaman Austronesia di Lampung.

Untuk batas tersebut memang harus dikaitkan dengan manusianya. Belum adanya ekskavasi lebih lanjut di Lampung. Tinggalan tertua yaitu dari masa neolitik hanya ditemukan di permukaan sehingga belum ditemukan tinggalan prasejarah yang secara stratigrafi menunjukkan kronologi. Temuan paling tua di Lampung berasal dari abad ke-7 M.

Eko Punto Hendro (Universitas Diponegoro Semarang)

Mengenai budaya Dongson, apakah kebudayaan perunggu merupakan budaya martabat (status sosial, upacara)? Kebanyakan alat-alat perunggu berfungsi sebagai peningkat martabat, bukan untuk kepentingan praktis. Kepentingan praktis mungkin masih menggunakan batu.

Jawaban

Di Lampung, temuan logam besi banyak ditemukan, namun untuk logam perunggu hanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Sehingga mungkin yang diproduksi memang benda-benda yang bermartabat. Pada satu situs di Lampung, ditemukan sebuah terak perunggu bersamaan dengan temuan yang mirip dengan tutup pedupaan. Di Lampung daerah selatan, juga ditemukan cetakan arca yang dapat memproduksi benda ritual. Di Lampung juga hanya menemukan tiga alat perunggu yaitu dua nekara dan satu bejana. Bejana perunggu merupakan benda yang hanya sedikit ditemukan. Pertama kali ditemukan di wilayah Kerinci, kemudian Lampung, Madura, dan Subang.