“KUE” DARI SITUS GUNUNG SUSURU SEBAGAI JEJAK TEKNOLOGI MASA BERCOCOK TANAM
Isi Artikel Utama
Abstrak
Kebudayaan Austronesia merupakan budaya yang didukung oleh sekelompok orang awalnya menetap di suatu wilayah tertentu yang kemudian melakukan perjalanan ke berbagai wilayah lainnya dalam rentang area yang sangat luas. Di Kepulauan Indonesia kontak dengan budaya austronesia telah terjadi pada masa bercocok tanam. Bentuk budaya tersebut dalam aspek teknologi diantaranya menyangkut teknologi gerabah dan pengolahan kulit kayu. Dalam penelitian yang pernah dilakukan di Gunung Susuru kawasan Kertabumi, ditemukan artefak berbahan terakota dengan bentuk yang unik dan terdapat beragam goresan di permukaannya. Terakota tersebut ditemukan dalam jumlah dan variasi bentuk serta hiasan yang cukup banyak. Masyarakat setempat menyebut artefak tersebut sebagai “kue”. Berdasarkan perbandingan bentuk melalui studi pustaka, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kaitan “kue” tersebut dengan teknologi gerabah dan pengolahan kulit kayu.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
DAFTAR PUSTAKA
Agus. (2001). Laporan Hasil Penelitian Arkeologi Penelitian Arkeometri di Kawasan Kertabumi dan Sekitarnya, Kec. Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bandung.
Bellwood, P. (2000). Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia (Edisi Revisi). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
M. Irfan Mahmud, Hakim, B., Fakhri, M, R. S., Suryatman, & Saiful, A. M. (2019). Kebudayaan Kalumpang, Sulawesi Barat (3800 BP – 400 AD). (Moh. Hasjmy IbrahimMahmud & M. Irfan, Ed.). Makassar: Balai Arkeologi Sulawesi Selatan.
McKinnon, E. E. (1996). Buku Panduan Keramik. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Noerwidi, S. (2014). Migrasi Austronesia Dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Budaya di Kepulauan Indonesia. AMERTA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 32(1), 1–76.
Rahayu, M., & Sihotang, V. B. L. (2013). Serat Kulit Kayu Bahan Sandang: Keanekaragaman Jenis Dan Prospeknya Di Indonesia. Berita Biologi, 12(3), 269-- 275.
Rangkuti, N. (1986). Analisis Pola Artefak Situs Permukiman di Caruban, Lasem. In Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV, Buku III. Konsepsi dan Metodologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Rumagit, R. F. (2011). Inventarisasi Kain Tradisional “Kumpe” Kain Kulit Kayu Dalam Kehidupan Masyarakat Sulawesi Tengah. (Y. Y. Sunarya, Ed.). Jakarta: Direktorat Tradisi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Simanjuntak, T. (2015). Progres Penelitian Austronesia di Nusantara. AMERTA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 33(1), 1–76.
Soegondho, S. (1995). Tradisi Gerabah di Indonesia, Dari Masa Prasejarah Hingga Masa Kini. Jakarta: Himpunan Keramik Indonesia.
Wahyudi, W. R. (2012). Tembikar Upacara di Candi-Candi Jawa Tengah Abad Ke-8-10. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Widyastuti, E. (2001). Temuan Terakota dari Situs Bojong Gandu, Kertabumi, Ciamis: Sebuah Telaah Bentuk dan Ragam Hias”. In T. D. dan M. A. Fadillah (Ed.), Manusia dan Lingkungan: Keberagaman Budaya Dalam Kajian Arkeologi (hal. 99 – 112). Bandung: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Widyastuti, E. (2002). Tembikar dan Keramik dari Kawasan Kertabumi. In E. S. Hardiati (Ed.), Tapak-Tapak Budaya (hal. 98-- 110). Bandung: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
HASIL DISKUSI
Pertanyaan
Budianto Hakim (Balai Arkeologi Sulawesi Selatan)
Mengenai temuan hiasan tanah liat (kue), temuan yang sama juga terdapat pada penelitian di Sulawesi, terutama pada situs-situs Austronesia di Kalumpang. Temuannya memiliki panjang 10 cm dan dihias pada keempat sisinya. Apa fungsi dari hiasan tanah liat tersebut, apakah amulet atau bekal kubur? Sementara pada situs lain yang berkonteks dengan keramik dan benda logam, hiasan tanah liat tersebut diperkirakan berfungsi sebagai amulet, terutama berdasarkan motif hias yang ada di keempat sisinya.
Jawaban
Masih terbuka kemungkinan tersebut, namun di Gunung Susuru/Bojong Gandu “kue” tersebut tidak ditemukan di situs kubur. Terbuka juga kemungkinan bahwa benda tersebut berfungsi sebagai alat tukar.