LEKSIKON-LEKSIKON DARI SARS-COV SAMPAI DENGAN COVID-19 SEBAGAI PENANDA SUATU PERISTIWA SEJARAH Lexicon from SARS-CoV to COVID-19 as A Marker for a Historical Event
Isi Artikel Utama
Abstrak
Setiap peristiwa melahirkan leksikon atau diksi yang menjadi indikator utama dalam peristiwa sejarah, misal wabah cacar melahirkan varian istilah dari penyakit tersebut, seperti cacar, cacar air, cacar api, cacar alas, dan sebagainya. Masa pandemi Covid-19 juga melahirkan leksikon yang menjadi karakteristik masa pandemi Covid-19. Pandemi ini dengan segala persoalannya melahirkan leksikon yang menarik untuk disimak. Tulisan ini mengangkat leksikon masa pandemi Covid-19. Masalah yang menjadi fokus tulisan ini adalah bagaimana leksikon-leksikon diungkap dengan semua variannya pada masa pandemi ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk memaparkan leksikon dalam masa pandemi dengan menggunakan teori (Kridalaksana, 2009b) dan (Verhaar, 2001) mengenai morfologi. Data diunduh dari media daring yang memiliki leksikon seputar Covid-19, yaitu Budi, 2020 dan Pasys, 2020 Temuannya adalah leksikon masa pandemi Covid-19 dinyatakan dalam leksem primer (LP) sebesar 33,3%, leksem skunder (LS) sebesar 52,4%, dan singkatan sebesar 14,3%. Leksikon tersebut merupakan leksikon yang khas yang muncul akibat mewabahnya Covid-19. Leksikon masker, Covid-19, karantina wilayah, kenormalan baru, zona merah, bekerja dari rumah (BDR), dan PSBB adalah leksikon yang sangat dikenal oleh penutur bahasa Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, leksikon tersebut dikaitkan dengan penanda suatu peristiwa sejarah dalam hal ini Covid-19, seperti peristiwa sejarah yang terjadi pada wabah cacar, kolera, kuning yang memiliki kekhasan leksikon yang digunakan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Akbari, Siti. (2020). “Pesan Berbahasa Banjar dan Pandemi Covid-19”. SEMINAR NASIONAL DARING “BAHASA, SASTRA, BUDAYA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA” PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH - UPGRIS PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN KEBUDAYAAN LAMPUNG - UNILA Semarang, 26-27 Agustus 2020
Berlin, B., dkk. (1973). “General Principles Classification of Classification and Nomenclature in Folk Biology.” American Anthropologis 75 (1):214-242.
Budi, Nurfahmi. (2020). “Saat Pandemi Corona Covid-19, 27 Istilah Populer yang Harus Dimengerti: Dari Novel sampai Viral Load”. https://www.liputan6.com/bola/read/4214575/saat-pandemi-corona-covid-19-27-istilah-populer-yang-harus-dimengerti-dari-novel-sampai-viral-load.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, H. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, H. (2009). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: gramedia Pustaka Utama.
Kumar, Dharmendra, Rishabha Malviya, and Pramod Kumar Sharma. (2020). Corona Virus: A Review of COVID-19. Eurasian Journal of Medicine and Oncology No. 2/4, 8–25.
Lyons, J. (1968). Introduction to Theorical Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press.
Mahsun, M.S. (2014). Metode Penelitian Bahasa Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nugraha, Aji Satria. (2020). Kearifan Lokal dalam Menghadapi Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Sosietas Jurnal Pendidikan Sosiologi Journal 10 (1), 745—753. homepage: http://ejournal.upi.edu/index.php/sosietas/
Pasys, Regina. (2020). “Apa itu Zona Hijau, Zona Merah Hingga Zona Hitam Terkait Virus Corona”. https://kids.grid.id/read/472179856/apa-itu-zona-hijau-zona-merah-hingga-zona-hitam-terkait-virus-corona?page=all.
Ristyawati, Aprista. 2020. Efektifitas Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Masa Pandemi Corona Virus 2019 oleh Pemerintah Sesuai Amanat UUD NRI Tahun 1945. Administrative Law & Governance Journal. Volume 3 Issue 2, June 2020 ISSN. 2621–2781 Online.
Sagita, Sri Nafilah. (2020). “Kemenkes Hapus Istilah ODP-PDP-OTG Corona, Akan Seperti Apa Dampaknya?”. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5092488/kemenkes-hapus-istilah-odp-pdp-otg-corona-akan-seperti-apa-dampaknya.
Sampurna, Muchammad Bayu Tejo, Tri Cahyo Kusumandyoko, dan Muh. Ariffudin Islam. (2020). “Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat dan Pandemi COVID-19. SALAM Jurnal Sosial & Budaya Syar-I FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol. 7 No. 6, pp. 529-542. DOI: 10.15408/sjsbs.v7i5.15210
Saraswati, Ekarini. (1998). “Rekaya Bahasa Politik Orde Lama dan Orde Baru sebagai Pijakan Berpikir Secara Transparan”. Bestari, September—Desember 1998.
Verhaar, J.W.M. (2001). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wulandari, Ari, Marsono, dan Suhandono. (2018). Pandangan Penutur Bahasa Jawa terhadap Cacar: Kajian Etnolinguistik. Mozaik Humaniora Vol. 18 (1): 15—32.