JEJAK BENCANA GEOLOGI PADA BEBERAPA SITUS VERTEBRATA BERUMUR PLISTOSEN DI CEKUNGAN SOA FLORES Vestige of the Geological Disaster on Several Vertebrate Pleistocene Sites In Soa Basin Flores

Isi Artikel Utama

Unggul Unggul

Abstrak

Cekungan Soa secara geografis terletak pada koordinat 08o 39’ 00” LS – 08o 46’ 00” LS dan 121o 03’ 00” BT – 121o 13’ 00” BT dan secara administratif terletak di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini memiliki situs-situs paleontologi vertebrata berumur Pleistosen dimana salah satu temuan yang terkenal adalah fosil rahang bawah dan gigi mirip manusia purba Homo floresiensis di situs Matamenge. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menginventarisir lokasi situs-situs dan mengidentifikasi bukti-bukti jejak bencana geologi di Cekungan Soa. Metode yang digunakan terdiri dari studi literatur dan survei lapangan. Secara umum situs-situs tersebut pada masa lalu menunjukkan pernah terjadi bencana yang terekam pada lapisan-lapisan batuan berumur Pleistosen Awal dan Pleistosen Tengah.


 

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Unggul , U. . (2021). JEJAK BENCANA GEOLOGI PADA BEBERAPA SITUS VERTEBRATA BERUMUR PLISTOSEN DI CEKUNGAN SOA FLORES: Vestige of the Geological Disaster on Several Vertebrate Pleistocene Sites In Soa Basin Flores. Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat, 4(1), 15-26. https://doi.org/10.24164/prosiding.v4i1.2
Bagian
Artikel

Referensi

Aziz, F., & Morwood, M. J. (2009). Introduction: Geology, palaeontology and archaeology of the Soa Basin, Central Flores, Indonesia. In F. Aziz, M. J. Morwood, & G. D. van den Bergh (Eds.), Pleistocene Geology, Palaeontology, and Archaeology of the Soa Basin, Central Flores, Indonesia (pp. 1–18). Bandung: Pusat Survei Geologi.

Brown, P., Sutikna, T., Morwood, M. J., Soejono, R. P., Jatmiko, Saptomo, E. W., & Due, R. A. (2004). A New small-bodied hominin from the Late Pleistocene of Flores, Indonesia. Nature, 431, 1055–1061. Diunduh 5 Maret 2010 pukul 15:12. (https://doi.org/10.1038/nature02999)

Brumm, A., Bergh, G. D. van den, Storey, M., Kurniawan, I., Alloway, B. V., Setiawan, R., Setiyabudi, E., Grün, R., Moore, M. W., Yurnaldi, D., Puspaningrum, M. R., Wibowo, U. P., Insani, H., Sutisna, I., Westgate, J. A., Pearce, N. J. G., Duval, M., Meijer, H. J. M., Aziz, F., … Morwood, M. J. (2016). Age and context of the oldest known hominin fossils from Flores. Nature, 534, 249–253. Diunduh Februari 2017 pukul 12:10. (https://doi.org/10.1038/nature17663)

Brumm, A., Jensen, G. M., van den Bergh, G. D., Morwood, M. J., Kurniawan, I., Aziz, F., & Storey, M. (2010). Hominins on Flores, Indonesia, by one million years ago. Nature, 464(7289), 748–752. 6 Januari 2013 pukul 09:30 (https://doi.org/10.1038/nature08844)

Burrett, C., Berry, D. R., & Varne, R. (1991). Asian and South-Western Pacific Continental Terranes derived from Gondwana, and their Biogeographic significance. Australian Systematic Botany, 4, 13–24.

Djafar, A., Suharyogi, I. Y. P., & Wibowo, U. P. (2018). Identifikasi situs geologi Cekungan Soa – Flores, sebagai salah satu warisan geologi. Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indoneisa / PIT IAGI.

Hall, R. (2001). Cenozoic reconstructions of SE Asia and the SW Pacific: Changing pattern of land and sea. In I. Metcalfe, J. M. B. Smith, M. Morwood, & I. D. Davidson (Eds.), Faunal and Floral Migrations and Evolution in SE Asia-Australasia (pp. 35–56). Swets & Zeitlinger.

Hall, R. (2002). Cenozoic geological and plate tectonic evolution of SE Asia and the SW Pacific: Computer-based reconstructions, model and animations. Journal of Asian Earth Sciences, 20, 353–431.

Hartono, H. M. S. (1961). Geological Investigation at Ola Bula, Flores. Bandung: Djawatan Geologi

Koesoemadinata, S., Noya, Y., & Kadarisman, D. (1994). Peta Geologi Lembar Ruteng, Nusatenggara [Peta Geologi]. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi

Kopp, H., Flueh, E. R., Peterson, C. J., Weinrebe, W., Wittwer, A., & Scientists, M. (2006). The Java margin revisited: Evidence for subduction erosion off Java. Earth and Planetary Science Letters, 242, 130–142.

Muraoka, H., Nasution, A., Urai, M., Takahashi, M., Takashima, I., Simanjuntak, J., Sundhoro, H., Aswin, D., Nanlohy, F., Sitorus, K., Takahashi, H., & Koseki, T. (2002). Tectonic, volcanic and stratigraphic geology of the Bajawa geothermal field, central Flores, Indonesia. Bulletin of the Geological Survery of Japan, 53(2/3), 109–138.

O’Connor, S., Ono, R., & Clarkson, C. (2011). Pelagic fishing at 42,000 years before the present and the maritime skills of modern humans. Science, 334, 1117–1121.

Puspaningrum, M. R., van den Bergh, G. D., Chivas, A., Setiabudi, E., Kurniawan, I., Brumm, A., & Sutikna, T. (2014). Preliminary results of dietary and environmental reconstructions of Early to Middle Pleistocene Stegodonts from the So’a Basin of Flores, Indonesia, based on enamel stable isotope records. Abstract Book, Special volume 102, 164–165. Greece: Ristotle University of Thessaloniki.

Suminto, Morwood, M. J., Kurniawan, I., Aziz, F., Bergh, G. D. van den, & Hobbs, D. R. (2009). Geology and fossil sites of the Soa Basin, Flores, Indonesia. dalam Pleistocene Geology, Palaeontology, and Archaeology of the Soa Basin, Central Flores, Indonesia (pp. 19–40). Bandung: Pusat Survei Geologi.

van Bemmelen, R. W. (1949). The Geology of Indonesia: Vol. I A. The Hague, Martinus Nijhoof.

van den Bergh, G. D., Kaifu, Y., Kurniawan, I., Kono, R. T., Brumm, A., Setiyabudi, E., Aziz, F., & Morwood, M. J. (2016). Homo floresiensis-like hominin fossils from the early Middle Pleistocene of Flores. Nature, 534. Diunduh tanggal 5 januari 2017 pukul 13:15. (http://dx.doi.org/10.1038/nature17999).

Wibowo, U. P., Handini, R., Simanjuntak, T., Sofian, H. O., & Maulana, S. (2018). Geological approach in order to distinguish the preference source of the raw material from the megalithic tombs in East Sumba, Indonesia. Amerta, 36(2), 101–114. Diunduh tanggal 3 Januari 2019 pukul 10:15 (https://doi.org/10.24832/amt.v36i2.101-114)

HASIL DISKUSI

Pertanyaan

Ary Sulistyo (TACB Kota Depok)

Nilai Apa yang didapt dari hasil penelitian lingkungan yang telah dilakukan tersebut?

Jawaban

Ivan (Museum Geologi Bandung)

Peristiwa erupsi masa lalu dapat menjadi cerminan bahwa bencana merusak dapat berdampak hebat pada lingkungan dan kehidupan manusia sehingga dapat menjadi peringatan dan mencari upaya antisipatif di masa yang datang untuk dapat mengurangi faktor resiko dan dampak yang mungkin ditimbulkan di masa yang akan datang