MITIGASI KEBENCANAAN PADA SITUS MASJID RAYA SULTAN RIAU DALAM PELESTARIANNYA Disaster Mitigation of Masjid Raya Sultan Riau Site and Its Conservation
Isi Artikel Utama
Abstrak
Bencana alam dapat mengancam tinggalan arkeologis di Indonesia seperti Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini dijadikan salah satu destinasi pariwisata dengan konsep wisata religi, namun saat ini belum ada mitigasi bencana yang maksimal untuk menjaga keselamatan bangunan cagar budaya Masjid Raya Sultan Riau. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui literatur dan jurnal yang ada serta teknik pengumpulan data observasi lapangan Masjid Raya Sultan Riau. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis kualitatif dan analisis SWOT. Analisis SWOT menghasilkan beberapa poin penting sebagai upaya mitigasi, yaitu membangun bangunan atau struktur pengamanan di sekitar Pulau Penyengat seperti membangun bangunan penahan ombak, penyediaan pemadam api, serta zonasi. Zonasi pada cagar budaya Masjid Raya Sultan Riau masih tergabung dengan cagar budaya lainnya di Pulau Penyengat sehingga Masjid Raya Sultan Riau perlu melakukan pengembangan mitigasi bencana terutama untuk pelestarian warisan budaya, lingkungan, dan industri pariwisata
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Chandra, D. (2018). Mitigasi Bencana dalam Konteks Pelestarian Cagar Budaya. kebudayaan.kemdikbud.go.id.
Firdaus, M., Jaya, Y. V., & Apdillah, D. (2013). Aplikasi SIG untuk Penentuan Daerah Potensial Rawan Bencana Pesisir di Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. 1–8.
Junus, H. (2002). Engku Puteri Raja Hamidah Pemegang Regalia Kerajaan Riau. Unri Press.
Lakosa, F. Y., & Alhadi, Z. (2019). Analisis SWOT dalam Pelaksanaan Pengelolaan Tempat Evakuasi Sementara oleh BPBD Kota Padang. JESS (Journal of Education on Social Science), 3(2), 57–66.
Olisstiowati, C. A., Ibrahim, B., & Tugiman. (2019). Sejarah Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmua Pendidikan Universitas Riau, 6(1), 1–11.
Pratikno, H., Rahmat, H. K., & Sumantri, S. H. (2020). Implementasi Cultural Resource Management dalam Mitigasi Bencana pada Cagar Budaya Di Indonesia. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 427–436.
Ramelan, W. D. S., Oesman, O., Ghautama, G., Rahardjo, S., & Widiono, P. (2017). Konsep Zonasi Pulau Penyengat: Sebuah Alternatif. Amerta, 35(1), 61.
Rangkuti, F. (2011). SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Resiko. PT Gramedia Pustaka Utama.
Tanudirjo, D. A. (2004, Mei 26). Penetapan Nilai Penting dalam Pengelolaan Benda Cagar Budaya. Makalah disampaikan pada Rapat Penyusunan Standardisasi Kritetia (Pembobotan) Bangunan Benda Cagar Budaya. Jakarta, 26-28 Mei 2004.
Trisoko, R. G. (2015). Promosi Mesjid Raya Pulau Penyengat sebagai Daerah Tujuan Wisata di Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Jurnal Daya Saing, 1(3), 281–295.
Zulfiar, M. H., Tamin, Pribadi, K. S., & Irwan, I. (2014). Identifikasi Faktor Dominan Penyebab Kerentanan Bangunan di Daerah Rawan Gempa, Provinsi Sumatera Barat. Semesta Teknika, 17(2), 116–125.
Dokumen:
Undang-Undang Cagar Budaya No. 11 tahun 2010
Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.9/PW.007/MKPO3 04/03/2003.