BENCANA ALAM DI WILAYAH INDONESIA DARI MASA PRASEJARAH HINGGA MASA KLASIK: SEBUAH TINJAUAN GEOLOGI & GEOMITOLOGI Natural Disasters in Indonesian Region During Prehistorical and Classical Periods: A Geological & Geomythological Perspective
Isi Artikel Utama
Abstrak
Indonesia berada di wilayah tektonik aktif karena berada di pertemuan tiga lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi ketiga lempeng ini menyebabkan gempabumi, tsunami, letusan gunungapi sering terjadi di wilayah Indonesia. Ketika manusia hadir di wilayah Indonesia, peristiwa-peristiwa alam ini mungkin telah mempengaruhi kelompok-kelompok manusia dan peradabannya. Namun, rekaman tertulis peristiwa gempabumi, tsunami dan letusan gunungapi di wilayah Indonesia hanya terekam hingga sekitar 400 tahun silam. Padahal bencana alam bermagnitudo besar umumnya memiliki waktu perulangan panjang bahkan lebih dari 500 tahun. Akibatnya, di wilayah-wilayah dengan rentang waktu sejarah pendek, bencana alam yang terjadi sebelum masa modern sulit ditemukan rekamannya secara tulisan. Metode untuk mengetahuinya adalah dengan membaca rekaman yang tidak tertulis berupa bukti-bukti di dalam tanah dan batuan. Manusia juga mencatat peristiwa alam di masa lalu secara tidak tertulis. Hal-hal tersebut terjadi karena manusia selalu mendambakan rasa aman secara fisik dan secara psikologis dari peristiwa yang menakutkan atau mengancam keselamatannya. Persepsi manusia terhadap kejadian yang dialaminya selalu dijelaskan dan dicatat berbasiskan kepada agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang mengalaminya dan kemudian terejawantahkan dalam bentuk pengetahuan tradisional dan budaya, baik benda maupun tak benda. Dari sudut pandang ini, setiap pengetahuan tradisional dan budaya adalah rekaman kolektif atas peristiwa-peristiwa yang telah dilalui oleh sekelompok manusia pencipta budaya itu. Rekaman bisa dibedah dan direkonstruksi ulang, kemudian dikembalikan lagi ke jalan cerita yang sebenarnya. Dalam rentang 100 ribu tahun hingga Masa Klasik terdapat beberapa peristiwa alam besar yang terekam secara geologi dan mungkin berpengaruh pada peradaban manusia di wilayah Indonesia yaitu Letusan Kaldera Toba, Letusan Kaldera Maninjau, Letusan Kaldera Ranau, Letusan Kaldera Masurai, Letusan Kaldera Batur, Letusan dan Tsunami Proto Krakatau, Letusan Samalas, serta Gempabumi dan Tsunami Selatan Jawa.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Arif, A. 2013. Ekspedisi Kompas hidup mati di negeri cincin api. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Brandes, J. L. A. 1920. Pararaton (Ken Arok) of het Boek der Koningen van Tumapel en van Majapahit, VBG 54.1, Batavia/s-Gravenhage, 1897/1920.
De Maisonneuve, C.B and Bergal-Kuvikas, O. 2020. Timing, magnitude and geochemistry of major Southeast Asian volcanic eruptions: Identifying tephrochronologic markers. Journal of Quaternary Science, 35, 272-287.
Giacomelli L., Perrotta A., Scandone R. et al. 2003. The eruption of Vesuvius of 79 AD and its impact on human environment in Pompeii. Episodes, 26, 234-237.
Hall, R., 1996. Reconstructing Cenozoic SE Asia. In: Hall, R., Blundell, D.J. (Eds.), Tectonic Evolution of SE Asia. Geological Society of London Special Publication 106, 153-184.
Hall, R., 2002. Cenozoic Geological and Plate Tectonic Evolution of SE Asia and the SW Pacific: Computer-Based Reconstruction, Model, and Animation. Journal of Asian Earth Science, 20, 353-431.
Hamilton, W. 1979. Tectonics of the Indonesian region. U.S. Geological Survey Prof. Paper 1078.
Hamzah, L. Puspita, N.T. and Imamura, F., 2000, Tsunami catalogue and zones in Indonesia. Journal of Natural Disaster Service, 22(1), 25-43.
Itihara, M., Watanabe, N., Kadar, D., Kumai, H. 1994. Quaternary stratigraphy of the hominid fossil bearing formations in the Sangiran area, Central Java. Courier Forschungs-Institut Senckenberg 171, 123–128.
Jankaew, K., Atwater, B.F., Sawai, Y., Choowong, M., Charoentitirat, T., Martin, M.E., Prendergast, A. 2008. Medieval forewarning of the 2004 Indian Ocean tsunami in Thailand. Nature, Vol. 455.
Jones, G. S., Gregory, J., Stott, P., Tett, S., Thorp, R. 2005. An AOGCM simulation of the climate response to a volcanic super-eruption. Climate Dynamic, 25, 725-738.
Jones, M. T., Sparks, R.S.J., Valdes, P.J. 2007. The climatic impact of supervolcanic ash blankets, Climate Dynamic, 29, 553-564.
Keys, D. 2000. Catastrophe: A Quest for the Origins of the Modern World. New York: Ballantine.
McAdoo, B.G., Dengler, L., Prasetya, G., Titov, V. 2006. Smong: How an oral history saved thousands on Indonesia’s Simeulue island during the December 2004 and March 2005 tsunamis. Earthquake Spectra, 22 (S3), S661–69.
MacCaffrey, R. 2008. Global frequency of magnitude 9 earthquakes. Geology 36, 263-266.
Malinowski, O. 1948. Magic, science and religion and other essays. Glencoe, Illinois, and Boston, Massachusetts.
Minoura, K., Imamura, F., Sugawara, D., Kono, Y., Iwashita, T. 2001. The 869 Jogan tsunami deposit and recurrence interval of large-scale tsunami on the Pacific coast of northeast Japan. Journal of Natural Disaster Science, 23(2), 83-88.
Mona, S., Grunz, K.E., Brauer, S., Pakendorf, B., Castri, L., Sudoyo, H., Marzuki, S., Barnes, R.H., Schmidtke, J., Stoneking, M., Kayser, M. 2009. Genetic admixture history of Eastern Indonesia as revealed by Y-chromosome and mitochondrial DNA analysis. Moleculer Biology Evolution 26, 1865-1877.
Moerwanto, A.S. dan Zulfan, J. 2020. Mitigasi bencana alam pada infrastruktur jalan dan jembatan. Jurnal HPJI, 6(1), 114.
Parwanto, N.B. and Oyama, T. 2014. A statistical analysis and comparison of historical earthquake and tsunami disasters in Japan and Indonesia. International Journal of Disaster Risk Reduction 7, 122–141.
Mulyana, S. 1979. Nagarakertagama dan tafsir sejarahnya. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Rampino, M.R., Self, S. 1992. Volcanic winter and accelerated glaciation following the Toba super-eruption. Nature 359, 50-52.
Sigl, M., Winstrup, M., McConnell, J. R., Welten, K. C., Plunkett, G., Ludlow, F., Buntgen, U., Caffee, M., Chellman, N., Dahl-Jensen, D., Fischer, H., Kipfstuhl, S., Kostick, C., Maselli, O. J., Mekhaldi, F., Mulvaney, R., Muscheler, R., Pasteris, D. R., Pilcher, J. R., Salzer, M., Schupbach, S., Steffensen, J. P., Vinther, B. M., and Woodruff, T. E. 2015. Timing and climate forcing of volcanic eruptions for the past 2,500 years. Nature, 523, 543-549.
Simkin, T. dan Siebert, L. 2000. Earth’s volcanoes and eruptions: An overview, in Encyclopedia of Volcanoes, edited by H. Sigurdsson, pp. 249–261, Academic, San Diego, Calif.
Van Bemmelen, R. W. 1949. The Geology of Indonesia vol IA General Geology, Martinus Nijhoff. The Hague, Netherland.
Van der Meer, N.C.G.V.S. 1974. The Development of sawah cultivation in ancient Java (Thesis). ANU, 198 p.
Vitaliano, D.B. 1968. Geomythology: The Impact of Geologic Events on History and Legend with Special Reference to Atlantis. Journal of the Folklore Institute, 5(1), 5-30.
Wahyu, A.N. 2009. Waosan Babad Galuh: dari Prabu Ciungwanara hingga Prabu Siliwangi (Naskah Kraton Kasepuhan Cirebon). Penerbit Pustaka, 452 hal.
Wichmann, C E A. 1918. Die Erdbeben des indischen Archipels bis zum Jahre 1857. Amsterdam: Muller.
Williams, M.A.J., Ambrose, S.H., van der Kaars, S., Ruehlemann, C., Chattopadhyaya, U., Pal, J., Chauhan, P.R. 2009. Environmental impact of the 73 ka Toba super-eruption in South Asia. Palaeogeogr Palaeoclimatol Palaeoecol 284, 295-314.
Yogaswara, H. dan Yulianto, E. 2006. Sejarah Smong. UNESCO, Jakarta.
Yulianto, E., Kusmayanto, F., Supriyatna, N., Dirhamsyah, M. 2010. Where the first wave arrives in minutes: Indonesian lessons on surviving tsunamis near their sources, IOC Brochure 2010-¬4, 28 pp., U. N. Educ., Sci., and Cultural Organ., Paris.