@article{Asteja_2021, title={PENGARUH ERUPSI GUNUNG CIREMAI TERHADAP MORFOLOGI TATA RUANG KAWASAN PELABUHAN CIREBON PADA MASA KOLONIAL 1681 – 1942: The Effect of Mount Ciremai Eruption on the Spatial Morphology of Cirebon Port Area during the Colonial Period 1681-1942}, volume={4}, url={https://prosidingbalarjabar.kemdikbud.go.id/index.php/seminar/article/view/88}, DOI={10.24164/prosiding.v4i1.11}, abstractNote={<p>Cirebon adalah kota pelabuhan kuna dan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat pada masa Sunan Gunung Jati (1448-1568 M). Awalnya Kota Cirebon tumbuh di pesisir Cirebon dengan orientasi barat – timur <em>Angadep Jaladri Amungkur Giri, </em>menghadap lautan membelakangi pegunungan, yaitu Gunung Ciremai (3.078 mdpl) gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Gunung Ciremai adalah sumber daya alam yang membentuk topografi setempat beserta unsur bawaannya yaitu: geologis, vulkanologis, iklim, cuaca,  flora, dan fauna.  Makalah ini mengkaji pengaruh erupsi gunung Ciremai terhadap perkembangan morfologi Tata Ruang Kota Cirebon khusnya Pelabuhan Cirebon masa kolonial Hindia Belanda dengan metode arkeologi sejarah yaitu penelitian lapangan di sekitar pelabuhan Cirebon dan  dianalisis dengan sumber-sumber arsip sejarah.  Lahar dan debu vulkanik akibat letusan gunung Ciremai membentuk lumpur aluvial dan mempertinggi sedimentasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga mempengaruhi perkembangan morfologi tata ruang Kota Cirebon, terutama Pelabuhan Cirebon yang awalnya memanfaatkan sungai <em>Cirbon Revier.</em></p>}, number={1}, journal={Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat}, author={Asteja, Mustaqim}, year={2021}, month={Okt}, pages={117-127} }